Minggu, 07 September 2014

Novel The Hunger Games I

Haii.. Hallo.. holla.. Sudah pada tahu seri ke-1 novel The Hunger Games? Karena kemarin aku sudah merekomendasikan tentang novel The Hunger Games yang aku posting disini, kali ini aku akan membahas novelnya satu per satu. Hari ini kita akan berbicara banyak tentang novel seri pertamanya. Buat yang belum baca baca dulu aja biar seru, tapi kalau penasaran monggo baca terus kebawah.




Novel ini diawali dengan pengenalan tokoh utamannya Katniss Everdeen, gadis berusia 16 tahun dari district 12 yang tingkat kemiskinannya di ambang batas. Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya. Dan sebagai anak pertama jelas kalau dia punya naluri untuk menghidupi keluarganya yang tersisa, terlebih Katniss tak bisa mengandalkan ibunya yang dulu saja hampir tak mengurus kedua anaknya, karena terpuruk atas kematian Mr. Everdeen.

Kemiskinaan bukan yang menjadi sorotan utama cerita ini, yang jadi sorotan adalah sistem pemerintahan mereka yang dipimpin oleh Capitol, atasan mutlak yang hampir memegang kendali penuh seluruh district. Sebuah permainan tahunan mereka adakan, yang melibatkan 24 anak usia 12-18 tahun dari 12 District untuk bermain dalam sebuah permainan maut yang dikenal dengan The Hunger Games, permainan yang mengharuskan mereka untuk menghabisi tribute lain untuk jadi pemenangnya. Psikopat mana yang suka dengan permainan itu, jawabannya adalah masyarakat Capitol yang memiliki kasta lebih tinggi dari pada mereka yang berasal dari district-district.

Dan seluruh anak remaja usia 12-18 tahun dari 12 distric itu didaftarkan secara permanen yang nantinya akan di undi untuk mengambil satu remaja putri dan satu remaja putra. Di district lain seperti district 1, 2 dan 4 terpilih menjadi tribute adalah suatu kebanggaan, mereka dilatih menjadi karier yang siap tempur, tak ayal mereka punya kemampuan bertarung yang hebat. Tapi di lain district seperti district 12 terpilih menjadi tribute sama artinya menggali kuburan mereka sendiri, bukan suatu hal yang pastas untuk dibanggakan saat kau dihabisi di depan banyak penonton.

Tapi mereka mana mampu melawan Capitol, karena tujuan utama adanya permainan ini sejujurnya adalah sebagai penginggat bahwa Capitol punya kuasa, dan mereka yang melawan akan di bumi hanguskan sama seperti mereka yang ada di district 13. Yang artinya membrontak sama dengan mati.
Katniss dan adiknya Primrose Everdeen jelas terdaftar menjadi calon tribute putri, Primrose masih berusia 12 tahun dia hanya di daftarkan satu kali, beda dengan Katniss yang berusia 16 tahun yang wajib mendaftarkan udian namanya lima kali, dan mengingat bahwa dia juga membutuhkan banyak uang untuk biaya hidupnya, Katniss mendaftarkan namanya sampai 16, sahabatnya Gale bahkan mendaftarkan namanya 48 kali. Bukan hal yang curang, atau ingin terpilih , melainkan untuk mendapat tunjangan untuk memenuhi hidup mereka selama setahun penuh tiap satu nama yang mereka daftarkan.
Tapi naas dari begitu banyak nama malah nama Prim yang keluar sebagai tribute, antara takut, cemas, putus asa, dan marah berkecamuk dalam diri Katniss karena hanya ada satu nama adiknya yang ada di dalam undian dan satu-satunya orang yang Katniss sayang harus bertempur nanti arena. Dari situlah Katniss tersadar dan tanpa berpikir panjang mengajukan dirinya sebagai tribute untuk menggantikan sang adik. Aku suka bagian ini, bikin merinding, terasa banget rasa putus asanya.

Dan dari situlah semua bermula, Partnet tributenya adalah pemuda pirang yang pernah menolong Katniss dulu, dan sekarang mereka harus saling menghadapi saat berada di arena nanti.

Novel ini sangat bagus, begitu menguras emosi. Terlebih masalah remaja yang diangka, sebuah cinta segitiga yang bahkan Katniss tak pernah sadari. Andai belum melihat filmnya pasti kalian akan menebak jika Katniss akhirnya nanti akan bersama Gale, sebuah paradigma lama yang menjelaskan bahwa cinta bisa datang karena selalu ada untuk saling melengkapi. Tapi coret itu semua, karena ada yang ada seseorang diluar lingkup mereka yang diam-diam berusaha masuk dalam lingkaran milik gadis tangguh itu, hanya saja dia tak pernah bisa untuk merealisasikan lebih. Banyak terjadi kesalah artian di tiap-tiap bagiannya. Bermula dari Peeta Melark tribute pasangan Katniss yang terlihat seperti kawan, yang pada akhirnya lebih mirip seperti lawan. Pembimbing yang hanya bisa membantu satu tribute untuk jadi pemenang dan melepaskan yang lainnya. Permainan-permainan kotor mereka, semuanya diulas lebih.
Belum lagi Gale sahabat Katniss yang diam-diam menyukai Katniss, dan saat di arena semua berubah menjadi tak terprediksi. Semua baru terkuak di akhir, yang memberi tahu bahwa Peeta sejujurnya membantu agar Katniss bisa keluar jadi pemenang meskipun dia sendiri sadar kalau dia tak ada peluang, karena menomor satukan Katniss.

Dan apa yang Katniss terjemahkan dari semua perlakuan Peeta adalah bahwa Peeta sama-sama bermain peran seperti dirinya. Bahwa itu satu-satunya cara menarik perhatian sponsor agar mereka nantinya bisa selamat sampai di akhir nantinya. Sumpah nyesek tuh jadi Peeta huaaaa. Kalau membaca novelnya bagian romance antara Katniss dan Peeta jauh lebih terasa, terasa sakitnya. Maksudnya betapa menderitanya mereka, dan aku jauh lebih bersimpati pada Peeta ketimbang Katniss, tapi Katnuss juga kasihan banget, adoohh, Rue juga kasihan, Cato dan Clove meskipun jahat juga kasihan, semuanya kasihan! Apalagi Foxface! Emosi banget waktu baca. Gale boleh jauh lebih keren dari Peeta, tapi jelas Peeta jauh badai gelora asmara dari pada Gale, ahahaha ngomong apa. Ini pendapatku aja sih, jangan terlalu dibawa suasana ya guyss :P


Aduh bingung mau cerita gimana lagi, intinya interaksi mereka di arena jauh lebih bagus digambarkan dalam novel ketimbang di filmnya, tapi aku mengakui bagian pertarungan dalam film jauh lebih bagus dan penuh penghayatan di tiap scene filmnya, lagi pula ada bagian dimana film itu lebih mendramatisir dan dapet. Tapi tetep yang baca bukunya bakal lebih bisa memahami seluk beluk dari The Hunger Games. Dan bagaimana semua itu berjalan dengan perlahan, mengalir lembut seperti embun pagi. Jadi gimana niat untuk membaca? Baca aja bagus kok hehehe, aku ada ebooknya tapi lebih enak beli, karena ebooknya bahasa Inggris, yang bahasa Indonesia belum ada. Sudah dulu ya, kapan-kapan balik lagi dengan reviewan yang lain. Buabayyyy ~ ♥♥♥
May the odds be ever in your favor !

0 komentar:

Posting Komentar